Genderuwo
Genderuwo adalah makhluk mitologi masyarakat lokal Nusantara. Ada banyak deskripsi mengenai makhluk ini yang diceritakan dari mulut ke mulut.
Antropolog asal Amerika Serikat Clifford Geertz mengklasifikasikan makhluk halus di Indonesia dalam 5 jenis, yakni memedi, lelembut, tuyul, demit, serta danyang. Memedi disebut Geertz adalah sejenis makhluk yang secara harfiah berarti tukang menakut-nakuti. Sedangkan lelembut adalah makhluk yang bisa membuat seseorang jadi gila dan tuyul disebut sebagai makhluk halus anak-anak.
Demit digambarkan sebagai makhluk halus yang menghuni suatu tempat. Sedangkan danyang kurang-lebih seperti demit, tapi lebih diidentikkan dengan tokoh atau leluhur yang sudah meninggal dan bertugas melindungi.
"Kepercayaan kalangan abangan di Mojokuto terhadap makhluk halus bukanlah bagian dari sebuah skema yang konsisten, sistematis, dan terintegrasi, tetapi lebih berupa serangkaian imaji yang berlainan, konkret, spesifik serta terdefinisikan secara agak tajam--metafora visual yang tidak terkait satu sama lain memberi bentuk kepada berbagai pengalaman yang kabur dan yang kalau tidak demikian, tidak akan dapat dimengerti," tulis Geertz dalam bukunya yang berjudul 'The Religion of Java' pada 1960 versi terjemahannya berjudul 'Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi' yang diterbitkan pertama kali pada 1985.
Genderuwo termasuk golongan memedi atau yang tugasnya menakut-nakuti. Genderuwo adalah jenis memedi laki-laki, sedangkan untuk yang perempuan disebut 'wewe'.
"Genderuwo, jenis memedi paling umum, pada umumnya lebih senang bermain-main daripada menyakiti dan suka mengerjai manusia, seperti menepuk pantat perempuan, memindahkan pakaian seseorang dari rumah dan melemparkannya ke kali, melempari atap rumah dengan batu sepanjang malam, melompat dari belakang sebatang pohon di kuburan dengan wujud besar serta hitam dan sebagainya," kata Geertz.
Dalam penelitian Geertz, yang bersumber dari wawancara dengan penduduk lokal, genderuwo sejatinya tak punya maksud melukai. Namun ada kalanya genderuwo bisa dibilang berbahaya.
Genderuwo bisa berubah wujud menjadi manusia atau lebih tepatnya saudara yang kita kenal. Dia lantas diyakini menculik anak-anak, padahal kenyataannya tidak.
"Pada suatu hari, di daerah seberang jalan tempat saya tinggal, seorang anak hilang dan orang menduga ia telah diculik genderuwo. Lalu, orang pun pergi kian kemari membuat suara gaduh yang riuh. Ternyata anak itu membonceng kendaraan ke kota lain dekat daerah itu dan sama sekali bukan diculik makhluk halus," tutur Geertz.
ASAL USUL GENDERUWA
Genderuwa (dalam pengucapan Bahasa Jawa: "Genderuwo") adalah mitos Jawatentang sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang berwujud manusia mirip kerayang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwa dikenal paling banyak dalam masyarakat di Pulau Jawa, Indonesia. Orang Sunda menyebutnya "genderuwo" dan orang Jawa umumnya menyebutnya "gendruwo".
Habitat hunian kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar yang teduh atau sudut-sudut yang lembap sepi dan gelap. Menurut mitos, pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di daerah hutan seperti Hutan Jati Cagar Alam Danalaya, kecamatan Slogohimo, sekitar 60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari, Girimulyo di Kulon Progo, sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.
Mitos dalam perjudian
Ritual mengundang genderuwa yang lengkap dengan segala sejajinya banyak dilakukan orang, terutama yang berkepercayaan tradisional di pulau Jawa. Hal ini berkaitan dengan maraknya judi togel yang dahulu dikenal dengan istilah "nomor buntut" atau "nomor jitu". Para praktisi tersebut meyakini bahwa dengan mengundang genderuwa, keinginan untuk mendapat nomor yang beruntung bisa terpenuhi dan dengan berbekal sedikit keberanian, keuntungan besar bakal gampang mereka peroleh.
Hal unik yang terjadi dalam ritual pemanggilan genderuwa hingga permintaan untuk menyebutkan "nomor jitu" adalah dilakukannya tawar menawar seperti layaknya jual beli pedagang di pasar. Diyakini bahwa setelah genderuwa keluar dari sarang mereka setelah mendengar rapalan mantra berikut bau daging gosong gagak terpanggang, praktisi harus secepatnya meminta apa yang mereka inginkan sebelum genderuwa mencuri atau memakan umpan sate burung gagak sebelum mengucapkan permintaan. Sebab, jika genderuwa telah kenyang akan segera menghilang pergi tanpa mau memberikan jawaban yang diinginkan pemanggilnya.
6 Kebiasaan Hantu Genderuwa
1. GENDERUWO SUKA MENGGONDOL MANUSIA
Jika ada anak kecil atau orang dewasa yang marah atau gelisah pada senja hari, maka bisa jadi genderuwo akan menggondolnya dan di bawa ke atas rumpun bambu. Makanya anda jangan suka marah atau gelisah pada senja hari. Jadi kalau anda ingin marah sebaiknya pada siang hari saja atau pagi hari juga boleh.
2. GENDERUWO SUKA MENGENCINGI ORANG LEWAT
Jika anda berjalan pada malam hari dan melintas di bawah pohon besar, bisa jadi anda akan mendapatkan semprotan air berbau pesing dari atas. Dan tentunya itu buka air hujan, tapi air kencing genderuwo yang biasanya suka menunggu pohon besar di pinggir jalan. Tapi jangan khawatir, anda bisa sedia payung jika hendak melintas di bawah pohon besar agar tidak terkena air kencing genderuwo.
3. GENDERUWO SUKA MENGGANGGU ISTRI ORANG
Jika anda seorang wanita yang rumahnya dipinggir desa dan anda sering ditinggal suami pergi pada malam hari, hati hati jangan sampai anda dikerjai oleh genderuwo. Genderuwo biasanya suka meyamar sebagai suami anda dan mengajak anda bermain batminton di depan TV. Glodak, glodak, krusek, gitu suara batmintonnya kira-kira.
4. GENDERUWO SUKA MAKAN KETAN
Jika ada anak kecil atau orang dewasa yang digondol genderuwo, biasanya warga mencarinya beramai-ramai sambil memukul-mukul peralatan dapur serta berteriak memanggil si anak yang digondol, sambil mengatakan bahwa ibu si anak memasak ketan di rumah.
Mendengar ada suara yang mengatakan ada orang memasak ketan, maka genderuwo segera melepas anak yang digondol untuk cepat-cepat merebut ketan yang dimasak oleh si ibunya anak yang digondol. Akhirnya si anak dapat terlihat oleh warga yang mencarinya.
5.GENDERUWO SUKA SATE GAGAK
Beberapa orang yang suka “nepi” untuk meminta n0mor t0*g3l biasanya membakar daging burung gagak di kuburan atau tempat yang diduga ada genderuwonya. Setelah mencium bau sate gagak yang gurih maka genderuwo akan muncul untuk meminta jatah sate. Maka orang yang memanggilnya akan memberikan sate gagak tersebut dengan syarat genderuwo harus memberikan n0m0r ji*tu.
6. GENDERUWO SUKA JENANG (KUE DODOL KHAS JAWA)
Jika anda membakar sate gagak malam-malam, terkadang genderuwo akan meminta sate anda dan menukarnya dengan kue jenang. Jika anda sepakat, maka sate gagak akan dimakan oleh genderuwo dan anda akan diberinya satu baskom besar kue jenang yang bisa anda makan. Tapi biasanya pada pagi harinya orang yang makan jenang bawaan genderuwo akan muntah-muntah karena sebenarnya yang mereka makan semalam adalah bukan kue jenang, tapi kotoran sapi alias “tlethong”.
min numpang share ya :)
ReplyDeleteDEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
dicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :) :)
bosan tidak tahu mesti mengerjakan apa ,,
ReplyDeletedaripada begong saja, ayo segera bergabung dengan kami di
F*A*N*S*P*O*K*E*R cara bermainnya gampang kok hanya dengan minimal deposit 10.000
ayo tunggu apa lagi buruan daftar di agen kami ya..