Cerita pendek creepypasta
Cerita Creepypasta
Creepypasta Lavender Town Syndrome
Kisah Lavender Town Syndrome adalah kasus bunuh diri dan penyakit yang terjadi pada anak berusia 7-12 tahun beberapa bulan setelah Pokemon Red dan Green rilis di Jepang, 27 Februari 1996. Rumor mengatakan bahwa kasus tersebut hanya terjadi setelah anak-anak memainkan gamenya yang sudah mencapai Lavender Town. Musik dalam Lavender Town memiliki frekuensi yang sangat tinggi, hanya anak-anak dan remaja yang masih muda dapat mendengarnya, karena telinga mereka belum sepenuhnya berkembang. Sahabat anehdidunia.com setidaknya ada dua ratus anak dilaporkan telah bunuh diri dengan cara gantung diri atau terjun dari ketinggian. Sedangkan yang tidak melakukannya, merasakan sakit kepala yang parah setelah mendengarkan musik Lavender Town.
Creepypasta ini sepertinya terinspirasi oleh pengumuman tingginya kasus bunuh diri di Jepang yang dikeluarkan pada tahun 1996 bersamaan dengan dikeluarkannya pokemon red dan green. Kisah The Lavender town Syndrome juga terinspirasi dari episode animasi pokemon "denno Senshi Porygon" yang disiarkan pada tahun 1997. Episode pokemon ini disiarkan lebih dari 37 stasiun TV pada selasa malam, memegang rating tertinggi untuk penonton yang mencapai 4,6 juta kk. Pada menit 20 episode ini dimana ada adegan Pikachu yang menghentikan beberapa rudal dengan serangan ThunderBolt-nya mengakibatkan ledakan besar berkedip dengan warna merah biru. Teknik anime ini disebut dengan “PAKA PAKA: membuat adegan ini berkedip dengan frekuensi sekitar 12 Hz untuk kira-kira hampir 4 detik menutupi layar.
Pada saat itu, banyak orang yang mengeluhkan penglihatan kabur, sakit kepala, pusing dan mual. Beberapa orang bahkan mengalami kejang, kebutaan, sampai kehilangan kesadaran. Pihak Jepang melaporkan ada total 685 anak-anak yang menonton, 210 anak laki-laki dan 375 anak perempuan dibawa kerumah sakit. Meski banyak korban yang telah dinyatakan sembuh pada perjalanan ke rumah sakit yang ebrjumlah lebih dari 150 orang. Dua orang tetap menjalani perawatan selama lebih dari dua minggu.
Russian Sleep Experiment
Creepypasta ini bercerita tentang sebuah eksperimen yang dilakukan sekelompok peneliti berpaham Komunis pada 1940-an dengan objek para tahanan perang. Mereka ingin mengetahui dampak yang ditimbulkan apabila manusia tidak tidur selama berhari-hari, dengan cara mengurung mereka di dalam sebuah kamar tahanan dengan suplai gas stimulan yang membuat mereka tak bisa tertidur. Akibat yang ditimbulkan ternyata luar biasa mengerikan. Para tahanan dikurung di dalam sebuah ruangan tertutup. Dengan seksama, pernapasan mereka dimonitor agar gas tersebut tidak membunuh mereka, karena dalam konsentrasi tinggi, gas tersebut bersifat beracun. Kamera CCTV belum ditemukan pada saat itu, sehingga mereka hanya menggunakan sebuah mikrofon untuk berkomunikasi. Peneliti hanya dapat melihat mereka melalui sebuah lubang kaca setebal 5 inchi yang terhubung dengan ruangan dimana mereka dikurung. Ruangan kurungan itu dilengkap dengan buku-buku, matras untuk tidur, keran air dan toilet, dan cukup makanan kaleng untuk bertahan hidup selama sebulan.
Cerita creepypasta Russian Sleep Experiment ini juga sepertinya terinspirasi dari eksperimen manusia unit 731. Unit 731 adalah suatu unit rahasia untuk pengembangan senjata biologi yang dimiliki Jepang pada tahun 1937-1945. Unit ini melakukan eksperimen pembuatan senjata biologi dengan menginfeksi tawanan perang dengan pes, antraks, kolera, wabah demam berdarah, radang dingin (frostbite), dan bahkan penyakit menular seksual. Walaupun sulit untuk mengetahui jumlah korban yang meninggal, diperkirakan sekitar 10.000 tawanan meninggal dunia akibat eksperimen yang dilakukan Jepang ini. Sahabat anehdidunia.com para dokter yang bertugas di Unit 731 melakukan perbanyakan bakteri atau virus patogen pada organ tubuh manusia kemudian menyebarkannya ke warga desa sekitar ketika telah didapatkan jumlah patogen yang mencukupi.Organ tubuh tersebut didapatkan dari hasil pembedahan tubuh tawanan. Berbagai pembedahan bagian tubuh dilakukan untuk melihat efek dari suatu senjata biologi. Namun, pembedahan dan eksperimen yang dilakukan Jepang berlangsung dengan sadis, diantaranya adalah transfusi darah binatang ke manusia, pemecahan bola mata, pemotongan anggota tubuh dan menyambungkannya kembali ke sisi yang berlawanan, hingga percobaan pada bayi dan anak kecil yang menyebabkan kematian.
Squidward’s Suicide (Red Mist)
Siapa yang akan menyangka bahwa salah satu pemeran pembantu di kartun kesayangan kita justru akan mengakhiri hidupnya sendiri? Tayangan kartun Spongebob Squarepants, meski terkadang menayangkan beberapa episode yang nyeleneh, cukup identik dengan nuansa ceria dan menyenangkan. Jadi, tentu saja cerita tentang Squidward yang bunuh diri tidak akan lewat di pikiran para penontonnya.
Namun, itulah yang menjadi fokus cerita di Creepypasta pertama ini. Cerita dibuka oleh narator, seorang pegawai magang di perusahaan tempat Spongebob Squarepants diproduksi. Saat itu, ia tengah berada di studio editing bersama para editor dan animator, me-review rekaman animasi untuk diedit.
Ketika mereka menonton bersama-sama, adegan dalam animasi berjalan seperti biasanya, ada suara Spongebob mengganggu Squidward yang tengah bermain klarinet.
Akan tetapi, beberapa menit selanjutnya, adegan demi adegan lain mulai berkesan ganjil dan lebih "gelap" dari biasanya. Musik tidak ada lagi, suara-suara tokoh menjadi tidak sinkron, bahkan terdapat foto menyeramkan yang diselipkan di antara adegan. Cerita ini diberi rating 8,9 di Creepypasta oleh penggemarnya. Berbagai versi videonya telah diunggah fans melalui YouTube.
The Smiling Man
Terkadang, mendapatkan senyuman dari orang asing yang tak sengaja berpapasan dengan kita di jalan, rasanya cukup menyenangkan. Tentu saja jika tidak dibarengi dengan gelagat mencurigakan lain yang justru akan jadi menyeramkan. Pengalaman narator di cerita satu ini pun tak jauh berbeda, meski sayangnya alih-alih menyenangkan pengalamannya justru lebih menyeramkan.
Sang tokoh “aku” saat itu bercerita bahwa ia tengah JJM alias jalan-jalan malam. Keadaan kota yang sudah ditempatinya cukup lama itu dinilainya aman dan tenteram, nyaris tidak ada orang jahat yang mampu meneror kota tersebut. Jadi, ia pun merasa baik-baik saja untuk keluar dan berjalan-jalan jauh setelah matahari selesai terbenam.
Awalnya, layaknya malam hari, jalanan pun sepi. Sangat sedikit orang yang terlihat, mobil patroli polisi pun siaga terparkir jauh dari tempatnya tinggal. Namun, selebihnya, tidak ada yang mencurigakan, sebelum ia melihat seorang lelaki yang berjalan ke arahnya.
Cerita ini dinilai cukup realistis dan relatable, maka tak heran mendapatkan rating 8,5. Selain itu, The Smiling Man juga diadaptasi ke dalam sebuah film pendek berjudul 2AM: The Smiling Man yang dapat ditonton di YouTube.
The Expressionless
Cerita misteri ini tidak meninggalkan detail yang cukup banyak untuk ditelaah lebih lanjut, jadi pembaca dibuat bertanya-tanya hingga saat ini. Si tokoh utama diceritakan muncul tiba-tiba pada tahun 1972. Kedatangannya cukup mengerikan dan misterius.
Pertama, wajahnya tidak mirip seperti manusia pada umumnya, justru lebih mirip seperti manekin yang biasa dipajang di etalase toko. Kedua, ia tengah membawa seekor kucing di giginya, menggigitnya rapat-rapat hingga bahkan sekilas gigi pun tak terlihat.
Para petugas rumah sakit pun secara profesional membawanya ke ruang rawat, mencoba mencari tahu apa yang terjadi padanya. Sayangnya, ia tidak kooperatif. Ia pun mulai melawan dan mengatakan hal-hal tak terbayangkan yang membuat bergidik. The Expressionless meraih rating 8,5. Gambar-gambar dan ceritanya sudah banyak tersebar dan diadaptasi oleh cerita lainnya.
Thanks. Semoga bermanfaat
Comments
Post a Comment